Penyesalan yang terjadi sepertinya memang tidak nyaman.
Seperti harusnya tadi saya begini, harusnya tadi begitu, dan tiba-tiba kita
tidak berani bertindak. Kita terlalu banyak berpikir hal-hal yang menjadikan
kita semakin takut. Terkadang kita membenci diri kita sendiri karena payah
dalam bertindak, sebab tidak menjalankannya sesuai rencana. Padahal kita tidak
tahu bahwa bisa saja kita memang belum siap untuk itu.
Kita kadang terlalu perhitungan yang membuat akhirnya terus-menerus
menunda. Kalau memang ingin dilakukan, maka lakukanlah. Kalau benar kita menyukai
hal demikian, maka lakukan saja. Sebab semuanya dinilai berdasarkan tindakan
yang sesuai, bukan hanya dengan niat baik. Sebab niat baik saja tidak cukup,
butuh tindakan yang benar pula.
Saya lihat dijalanan semakin banyak orang yang berpakaian
kumuh berjalan-jalan, tidur disembarang tempat. Hakikatnya tidak semua orang
punya tempat tinggal yang layak, tidak semua orang memiliki pakaian yang indah,
tidak semua orang memiliki kecukupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
makan sekali sehari saja bagi mereka sudah cukup. Melalui bulan Ramadan ini,
maka semakin banyak orang berbagi. Semakin banyak orang peduli. Bahwa harga makanan
mahal, maka orang-orang yang pernah kelaparan karena tidak makan, menjadikan
sebab ia tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama. Sedianya kita dapat
bersyukur dianugerahkan bulan Ramadan ini.
Bagaimana dengan orang yang bermental pengemis? Ketika
dibagi justru marah karena dapatnya sedikit. Tentunya kita akan bertemu dengan
orang demikian. Yang sudah dikasih hati minta jantung. Yang sudah diberi malah
meminta lebih. Persis seperti benalu yang sudah menumpang diinangnya, tetapi ia
tetap menyerap sari-sari makanan lebih banyak. Semoga orang-orang tidak kapok bertemu
dengan orang yang demikian, semoga kita dijauhkan dari orang-orang demikian.
Sebab kita tidak bisa mengubah orang seperti yang kita inginkan, even kita berusaha keras. Yang bisa
dilakukan ialah terus berbuat baik kepada orang lain.
Ada jalanan yang menjadi bau karena truk sampah yang lewat.
Sampah sebetulnya bukan hanya tanggungjawab masyarakat, melainkan tugas pemerintah.
Karena bagaimanapun pemerintah yang memiliki wewenang terkait hal demikian.
Kecuali pemerintahnya abai, tidak ingin mengeluarkan dana untuk mengelola
sampah dengan benar, karena stigma negatif bekerja di bidang mengelola sampah.
Padahal sampah yang menumpuk itu bisa menimbulkan banyak penyakit. Sayangnya
pemerintah kita masih butuh perbaikan kinerja, dan butuh pengawasan lebih oleh
masyarakat. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kamu.