Kini sudah hari kelima Ramadan, tak terasa sudah seperenam dari
bulan Ramadan. Waktu yang telah terlewati tidak begitu terasa, sekarang sudah
tidak tahu hari apa, tanggal berapa, dan berasa tiba-tiba sudah hari ini. Tiba-tiba
sudah terlewati seminggu saja. Waktu yang sedemikian cepat ini, bisa saja
karena terlalu lama menggunakan handphone. Saat menggunakan hp, tiba-tiba waktu
berjalan cepat. Menunggu satu jam pun bukan masalah. Tapi coba saat tidak
menggunakan hp, menunggu satu jam terasa lama.
Oh iya, saya pernah melihat berita bahwa ada seseorang yang
membantu warga desa dalam mengalirkan air bersih. Karena membutuhkan alatnya, serta
butuh biaya, sehingga ia yang membayarkannya. Akhirnya warga dengan senang hati
mendapatkan air bersih. Kemudian beberapa tahun setelahnya ia bergabung dengan suatu
partai dan menjadi caleg. Ia berharap dukungan pada warga yang telah
dibantunya, sayangnya hanya setengah warga yang mau membantunya dengan
memilihnya, yang lain tidak ikut memilih dia. Mereka tidak menyadari bahwa air
bersih yang mereka dapatkan selama ini berkat bantuan dari orang tersebut.
Kemudian orang itu marah dan berniat menghentikan bantuannya.
Ia menyuruh warga untuk membayar biaya alat itu sendiri. Ia menghentikan
kebaikan karena merasa tidak mendapatkan balasan setimpal. Tentunya kita tidak
bisa menyalahkannya, tapi bukan berarti tindakannya tepat. Sebab memaafkan jauh
lebih baik daripada mempunyai dendam. Tapi sebagai orang biasa, wajar jika
kekesalan itu menumpuk. Dan merasa bahwa kebaikan yang selama ini dilakukan
harus dibalas. Sayangnya tidak demikian. Kebaikan memang dibalas kebaikan, tapi
Tuhan yang menentukan. Tentunya hanya orang-orang yang berhati lapang yang sanggup
melakukannya, memaafkan.
Saya mendengar Work Life Trampoline Pandji lagi. Ia
mengatakan bahwa komunitas itu penting untuk meningkatkan kemampuan dalam berkarya. Agar menjadi orang yang lebih dikenal. Sebab kita kadang merasa diri berbakat, tapi orang lain tidak.
Orang lain tidak mengenal kemampuan kita, tidak tahu karya kita. Bisa saja hanya
diri kita yang menganggap bahwa kita memiliki bakat pada suatu hal, tapi orang
lain melihat bahwa ternyata kita tidak sebagus itu. Jadi komunitas penting
untuk melatih skill, berbagi hal yang sama dengan kesukaan yang serupa, dan sama-sama memberikan feedback untuk berkembang.
Saya pernah membuat komunitas menulis, sayang setelah saya
pergi komunitasnya tidak berjalan dengan baik. Saya juga pernah bergabung
dengan komunitas blogger, dan hal itu membuat saya menjadi lebih semangat
ngeblog. Saya setuju dengan statement tersebut, bahwa komunitas itu memang
tempatnya berkembang bersama, menyukai hal yang sama. Even if i fail, saya
tetap menyukai menulis. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat untuk kamu, and see
you later.