Ramadan Hari Keduapuluh Sembilan

Selasa, 09 April 2024 0 Comments

 


Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain. Pernah nggak lihat orang yang nggak berani melakukan suatu hal, padahal bagi kita sebenarnya tidak semenakutkan itu. Hal itu karena mereka terlalu memikirkan rasa takutnya, sehingga ia merasa lebih baik dia diam ditempat dan tak bergerak, menghindari ketidaknyamanan yang pada akhirnya sebetulnya akan merasa nyaman-nyaman saja.


Padahal bisa bergerak tetapi ia malah memilih diam. Padahal sudah diinjak-injak, tapi masih memilih bertahan, aneh memang atau bodoh, tidak masalah. Memang begitulah kehidupan, butuh kesabaran dan hidup ini adakalanya tidak menjadi bahagia, dikarenakan kurangnya keberanian dan rasa ragu yang terlampau banyak.


Lalu tiba-tiba waktu berlalu dan penyesalan memang. Seperti dibohongi rasanya oleh diri sendiri, orang lain, kemudian menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, sedangkan kita sendiri yang merasakan sesalnya, merasa sesak, hingga akhirnya bergerak maju, dan percaya bahwa hal yang berat dan menakutkan itu akan berlalu pada waktunya.


Kalau merasa dibohongi oleh orang lain, tenang saja, sebab perbuatan mereka dilandasi oleh kepercayaan bahwa mereka lebih berkuasa dan lebih sombong, padahal hanya Tuhan yang boleh sombong. Bisa-bisanya manusia berlaku sombong dan berlagak angkuh, ketika tersandung barulah ia tahu rasanya, barulah mikir-mikir, ingin berbuat baik dan kembali ke jalan yang benar. Sementara dibohongi oleh diri sendiri, berarti tidak menjalankan apa yang sudah dikatakan dalam hati. Misal ingin menulis setiap hari, tapi ternyata besoknya tidak dilakukan.


Lagipula hidup ini bukan tentang kesalahan-kesalahan kita yang terus-menerus berulang, tetapi adapula kebahagiaan-kebahagiaan yang belum pernah kita rasakan. Misal mencicipi makanan yang baru, menonton film baru, pergi ke tempat antah-berantah, bertemu dengan orang asing, seakan-akan kita terus yang salah dalam hidup ini, kita terus yang bodoh dalam hidup, nggak pintar-pintar juga, nggak belajar dari kesalahan sendiri maupun orang lain.


Kita sebisa mungkin tidak terlalu berterus terang pada masalah yang dihadapi, meskipun ini boleh dilakukan pada orang yang kita pilih. Kita sebisa mungkin menyimpan rencana yang ingin dilakukan, meskipun boleh diungkapkan kepada orang-orang terpilih. Kita perlu mencobanya dulu, bisa jadi ketakutan besar yang dibayangkan akan berubah menjadi kebahagiaan baru bagi kita suatu hari nanti. Dan kita dapat tersenyum pada diri sendiri karena telah melalui jalan yang terjal tersebut. Bahkan mengucapkan selamat atas lulusnya kita dari ketidakberdayaan selama ini, kepasrahan untuk tidak memaksa keadaan berubah, tapi memaksa diri untuk melaju, berubah atas kemauan dan keputusan diri kita sendiri.


Jika ada kritik, saran, pertanyaan, dapat dikirimkan melalui email aldirahman108@gmail.com. Hopefully can answer and write it for you

0 Comments:

Posting Komentar

Tolong menggunakan bahasa yang baku dan tanpa singkatan, terima kasih.

 

©Copyright 2011 Suka Narasi | TNB