Photo by Ricky Esquivel from Pexels
Ketika malam tiba, yang hadir belum tentu terlewati
Sebagaimana dahulu ada seorang anak kecil
bertalu-taluan
Sendirian, diantara gempuran tukang nasi goreng
Bahwa ia lapar ditahannya hingga malam menjelang
Dirinya pun kehausan ditengah-tengah hewan-hewan
bertangki
Tatkala sadar, ia sudah ada di rumah
Memegang perut dan mengganjalnya dengan pulpen
Diingatnya sebuah kalimat,
“Kamu hanyalah batu yang dilewatkan oleh
orang-orang, tidak dianggap, dan tidak pula diperdulikan”
Begitulah kehidupannya kini dan nanti, yang entah
kapan kelarnya
Mungkin saat air hujan kembali menjadi sedekah,
seperti sebelum-sebelumnya
2024