Ketika Tidak Ada Penolong

Minggu, 06 Oktober 2024 0 Comments

 Kita sadar bahwa hanya diri kita sendiri yang dapat menolong. Kita terlalu banyak berharap bahwa orang lain akan menolong kita. Dan bersedih tatkala kenyataannya, kita sendirian. Ia enggan membantu, dan hanya mendiamkan. Sampai-sampai kita berpikir, coba saja bisa menyelesaikan masalah sendiri.

Akhirnya kita tahu bahwa masalah tersebut tidak akan sanggup jika diselesaikan sendirian. Kita ingin bercerita, tapi takut hanya sebagai pemberitahuan ataupun notifikasi tanpa adanya bantuan dan saran. Kita enggan melakukan hal yang harusnya dilakukan, karena begitu takutnya. Dan kita pun enggan berusaha mencari tahu.

Kemudian kita berdoa pada Tuhan. Tapi iman kita begitu lemah. Kita frustrasi, dan bingung akibat jalan yang buntu. Padahal masih ada jalan lain, hanya kita belum mengetahui. Bukan berarti kita harus menyerah. Boleh saja berhenti, istirahat. Kalau menyerah, rasa-rasanya belum waktunya.

Lagipula kita yang begitu stres, bukan hanya dirasakan oleh kita. Ada begitu banyak orang yang tertimpa masalah besar. Dan kita tidak tahu. Kita anggap diri kita hancur karena masalah ini. Memang bisa jadi hancur. Bisa jadi tidak ada tempat yang mau menerima kita. Tapi kalau menyerah, pada keadaan, pada hal-hal yang mengesalkan yang telah terjadi. Bagaimana kita bisa memberanikan diri untuk maju? Sebab kita telah menghancurkan diri sendiri. Kita perlu memikirkan lagi. Meski jika dipikirkan saja masalah ini tak akan selesai begitu saja. Paling tidak, kita masih bisa maju selangkah demi selangkah.

0 Comments:

Posting Komentar

Tolong menggunakan bahasa yang baku dan tanpa singkatan, terima kasih.

 

©Copyright 2011 Suka Narasi | TNB