Membenci Konsistensi

Sabtu, 12 Oktober 2024 0 Comments

 Terkadang adakalanya konsistensi itu dibenci. Mungkin karena perasaan bosan yang terlalu lama, terakumulasi. Yang menjadikan rasa muak seutuhnya. Mungkin karena melakukan pekerjaan berulangkali dalam jarak waktu yang konstan.

Hal ini bisa diatasi dengan melakukan hal tersebut di tempat lain. Melakukannya ditempat lain akan mengurangi rasa jenuh itu. Dengannya kita bisa kembali melakukan yang tadinya menjenuhkan. Bisa jadi karena tidak adanya tantangan.

Karena terlalu lama berjalan dijalan mendatar dan lurus, sehingga lama-lama menjadi bosan. Bosan pada pelajaran, pendidikan, pekerjaan, keseharian, apapun itu. Lantas apakah tidak boleh merasa bosan? Tentunya bosan merupakan hal yang wajar.

Tapi dalam pekerjaan, jikalau bosan kemudian berhenti. Maka kita akan dipertanyakan kredibilitasnya. Sebabnya konsistensi kita terputus. Bukan berarti tidak boleh berhenti kerja, tapi kalau berhenti karena bosan, jenuh, kesannya meremehkan. Berbeda kalau memang bosan, lantas ingin mencoba tantangan baru, baik ditempat yang sama maupun ditempat lain. Tidak apa-apa bosan, lagipula kebosanan itu terkadang menyenangkan. Dan konsistensi terhubung erat dengan kebosanan.


0 Comments:

Posting Komentar

Tolong menggunakan bahasa yang baku dan tanpa singkatan, terima kasih.

 

©Copyright 2011 Suka Narasi | TNB